ProDaily, JAKARTA – Magnum Estate International, perusahaan realestat terkemuka di Indonesia, turut berpartisipasi pada World Economic Forum (WEF) 2025 di Davos, Swiss. Pengembang ini juga menghadiri Indonesia Night 2025 di Garden Hall, Morosani Schweizerhof Hotel, sebuah jamuan yang sangat kental dengan nuansa budaya Indonesia, Rabu (22/1) malam.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani selaku pemilik hajat menyambut ramah penuh kehangatan para tetamu yang hadir malam itu. Tak kurang dari 700 tamu undangan dari berbagai negara peserta WEF Davos 2025 hadir. Hadir pula Duta Besar Republik Indonesia untuk Swiss, I Gede Ngurah Swajaya.
Head of Communications Global Magnum Estate International, Natalia Kamyshan yang menjadi salah satu undangan dalam Indonesia Night 2025 mengaku bertemu dengan banyak pihak untuk membicarakan potensi yang dapat dilakukan dalam mendorong bisnis dan investasi di Indonesia, terutama di Bali. Salah satunya, dia sempat berbincang dengan Duta Besar Ngurah Swajaya berkaitan dengan dukungan pembangunan antar kedua negara yakni Indonesia dan Swiss.
“Banyak sekali pembicaraan menarik dengan pak dubes, salah satunya Magnum Estate akan berkolaborasi dengan Kedutaan Besar RI di Swiss untuk membawa investor dari negara terbersih dan terindah di dunia tersebut untuk berinvestasi di Indonesia,” ungkap Natalia Kamyshan dalam keterangannya.
Ditambahkan, langkah strategis itu akan dilakukan melalui komunikasi intens di berbagai forum yang akan diselenggarakan KBRI Swiss. Agenda KBRI Swiss di 2025 antara lain mengundang para duta besar dari negara lain dan pengusaha Swiss dalam waktu dekat. Menurut Natalia, Magnum Estate akan menggunakan forum tersebut untuk mempromosikan potensi investasi di Indonesia.
Magnum Estate saat ini sudah membangun 11 proyek properti premium di Bali, dan berencana untuk meluncurkan 5 proyek properti mewah lagi pada 2025. Magnum Estate memiliki tim yang terdiri dari lebih dari 300 karyawan.
“Kami berpandangan bahwa hubungan masyarakat dan promosi bukan saja soal periklanan, tetapi juga berbicara tentang negara, budaya, tradisi dan kecintaan terhadap negara kita kepada orang lain. Kita tidak akan bisa mengangkat citra dan mengembangkannya dalam waktu lama apabila kita tidak mencintai dan menghormati negara sendiri. Itu mengapa ruang komunikasi seperti forum bisnis dibutuhkan agar kita dapat menyampaikan ke dunia potensi dan keuntungan berinvestasi di Indonesia,” pungkasnya.
Suasana Indonesia
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap ratusan peserta yang hadir dalam acara tersebut. “Kami berharap Anda semua dapat menikmati suguhan kuliner dan hiburan khas Indonesia ini,” ucap Rosan.
Suasana Indonesia sudah terasa sejak langkah pertama memasuki ruang acara. Para tamu langsung disambut dengan alunan sasando yang dimainkan oleh Ganzerlana dan demo seni batik oleh Erlina Doho (seniman Indonesia yang tinggal di Eropa). Suara instrumen dari Nusa Tenggara Timur itu berpadu dengan sentuhan modern seperti looping effects dan synthesizers, sehingga menciptakan suasana yang unik.
Tersaji pula beragam kuliner Indonesia yang menggugah selera. Dari Sate Maranggi hingga Rendang Padang yang tersohor di dunia. Kemeriahan semakin terasa saat penampilan lagu-lagu keroncong oleh Lea Simanjuntak, dimana alunan musik tradisional Indonesia dikemas dalam harmoni yang modern. (aps)