ProDaily, TANGERANG – Jumlah penduduk di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) di tahun 2025 diperkirakan akan mencapai 34 juta jiwa. Diprediksi, Jabodetabek akan mengalami krisis kebutuhan rumah karena harga tanah yang semakin mahal dan biaya transportasi yang tinggi.
Hal tersebut ditegaskan Pengamat Perkotaan, Yayat Supriyatna pada acara talkshow bertajuk “Apakah Barat Jakarta akan Menjadi New Teritory Bagi Kaum Urban” yang diadakan di Marketing Office Alam Sutera, Tangerang, Banten, Senin (12/6).
Dia menambahkan, pergeseran tempat tinggal masyarakat dari Jakarta ke kota-kota di sekitarnya terjadi secara signifikan, dan salah satunya dapat dilihat dari banyaknya proyek properti yang dibangun pengembang dengan konsep skala kota.
Saat ini, luas wilayah Jakarta dan kota-kota baru di sekitarnya diperkirakan mencapai 116.561 hektar dengan komposisi luas Jakarta sebesar 66.223 hektar dan kota-kota baru di Bodetabek mencapai sekitar 50.338 hektar.
Menurut Yayat, secara umum perkembangan proyek properti dengan konsep skala kota tercipta karena adanya aksesibilitas jalan tol dan juga moda transportasi massal.
“Salah satu kawasan sekitar Jakarta yang berkembang dengan masif sekali adalah wilayah Barat Jakarta yakni Tangerang, Banten. Kawasan ini diuntungkan dengan adanya akses jalan tol Jakarta-Merak yang beroperasi pada tahun 1985,” kata Yayat.
Secara ideal, pengembangan proyek skala kota harus dikembangkan sebagai kota yang compact dan memaksimalkan penggunaan lahan dengan pengembangan yang mengarah pada pembangunan hunian vertikal.
Untuk mewujudkan tujuan ini, maka ada aspek yang diperhatikan yakni 3D + T. Yaitu density, diversity, design dan transit.
Density berkaitan dengan kepadatan kawasan atau intensitas pemanfaatan lahan yang tinggi, diversity berkaitan dengan keberagaman pengunaan lahan dan jenis aktivitas kawasan, design berkaitan dengan kawasan yang ramah terhadap pejalan kaki, pesepeda dan lain-lain, serta transit adalah kawasan yang tersedia angkutan umum yang berkualitas, aman dan nyaman.
Konsep Green Living
Sementara itu, Alvin Andronicus selaku Chief Marketing Officer Elevee Condominium membenarkan bahwa kawasan Barat Jakarta yakni Tangerang kini telah menjadi kawasan tujuan tempat tinggal bagi masyarakat. Menurutnya, kawasan Alam Sutera yang sudah dikembangkan selama 30 tahun tidak hanya membangun bangunan saja tapi juga menerapkan konsep eco green living.
“Kita tak hanya sekedar green living, tapi juga membangun ekosistemnya dengan mengedepankan unsur 3R yaitu reduce, reuse, dan recycle. Penanganan sampah terdiri dari tiga unsur yaitu mengurangi, memakai ulang dan mendaur ulang sampah,” jelas Alvin.
Elevee Condominium adalah produk terbaru di Alam Sutera dengan konsep hunian vertikal yang unik dan berbeda dengan proyek hunian yang lain. Pasalnya, lokasi Elevee Condominium berada di dalam kawasan seluas 19 hektar yang nantinya akan terintegrasi dengan berbagai produk properti lain dengan unsur lifestyle.
Selain itu, kata Alvin, Elevee Condominium memiliki fasilitas hutan kota atau forest park seluas 4 hektar, eucaplytus park 1 hektar dan juga akan berdampingan dengan pusat gaya hidup modern dengan luas 5 hektar.
“Yang terpenting, lokasi Elevee Condominium ini berada di kawasan premium di kawasan Alam Sutera yang akan menjadi the best point Alam Sutera,” ujarnya.
Saat ini, ada 2 tower yang sedang dipasarkan dengan progres penjualan sudah mencapai 70% dari total 500-an unit. Menurut rencana, jika pada Agustus nanti penjualan telah mencapai 90%, maka Elevee Condominium akan meluncurkan tower yang ketiga.
Alvin meyakini target ini bisa tercapai, karena melihat profil konsumen yang membeli di Elevee Condominium adalah mereka yang sudah cukup mengenal kawasan Alam Sutera. “Kebanyakan mereka sekarang tinggal dalam radius 5 kilometer dari Alam Sutera, dan mereka sudah tahu kelebihan kawasan ini,” ujarnya.
Unit di Elevee Condominium dipasarkan dengan ukuran terkecil mulai dari 87,8 meter persegi. (hna)