ProDaily, BEKASI – Realestat Indonesia (REI) Komisariat Bekasi menggelar acara Halal Bi Halal di Hotel Nuanza Cikarang, Bekasi, Senin (22/5). Acara rutin tahunan tersebut bersamaan dengan kegiatan akad kredit massal KPR rumah subsidi dengan Bank Tabungan Negara (BTN).
Ketua REI Komisariat Bekasi, Tuti Mugiastuti mengatakan kegiatan akad kredit massal ini adalah yang pertama dilakukan di Komisariat REI Bekasi. Biasanya akad kredit massal dilakukan oleh masing-masing pengembang atau di kantor cabang Bank BTN.
“Kali ini bersamaan dengan acara Halal bi Halal REI Komisariat Bekasi sekaligus dilakukan akad kredit massal. Kami berharap ke depan akan lebih banyak lagi diadakan akad massal seperti ini,” kata Tuti.
Pada akad kredit massal itu ada empat pengembang yang melakukan pengikatan dengan konsumen yaitu TMA Group, Arrayan Group, PT Berkah Cahaya Gemilang, dan Wildan Lestari. Adapun konsumen yang diundang dan hadir sebagai perwakilan sebanyak 16 konsumen. Menurutnya, ada 250 konsumen yang sebenarnya akan melakukan akad kredit massal, tetapi karena keterbatasan tempat hanya 16 konsumen sebagai perwakilan dan simbolis yang hadir.
Tuti Mugiastuti berharap akan lebih banyak lagi akad massal KPR yang bisa dilakukan Komisariat REI Bekasi. Apalagi sampai akhir 2023, ditargetkan sebanyak 5.000 unit rumah bisa akad kredit di komisariat tersebut. Dari 5.000 unit rumah ini, sekitar 25% adalah rumah komersial dan sisanya rumah subsidi.
Dia mengaku yakin sampai akhir tahun ini, target untuk Komisariat REI Bekasi itu dapat tercapai mengingat masih ada 7 bulan lagi. Meski diakui ada penurunan realisasi akad kredit sampai dengan pertengahan Mei 2023 yang kemungkinan karena habis Hari Raya Idul Fitri dan liburan Lebaran. “Mudah-mudahan segera normal kembali dalam bulan-bulan berikutnya,” ujar Tuti.
Pada kesempatan itu, Tuti Mugiastuti juga menyampaikan beberapa program REI Komisariat Bekasi yang akan dijalankan dalam waktu dekat antara lain penyerahan fasum dan fasos yang dibangun pengembang, bedah rumah, turnamen golf dan pameran perumahan.
Teguh Wahyudi, Kepala Subsidized Mortgage Division Bank BTN dalam sambutannya mengatakan realisasi KPR rumah subsidi di Bekasi Raya yang mencakup Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi cukup bagus. Hal ini ditopang oleh pertumbuhan industri di kedua daerah tersebut yang cukup pesat.
Bank BTN, lanjut Teguh, akan terus berkolaborasi secara intens dengan REI Komisariat Bekasi agar kebutuhan rumah subsidi di Bekasi Raya tersedia dengan baik.
“Kami masih bisa menguasai pasar rumah subsidi di Bekasi Raya hingga 84% sampai April 2023 ini karena kami dukung dari hulu sampai ke hilir. Kami dukung pula pengembang dengan kredit konstruksi termasuk kredit pembebasan lahan. Kalau ini sudah kita pegang, realisasi KPR harus dengan Bank BTN dong. Kuncinya di sini,” kata Teguh.
Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) REI Jawa Barat, Joko Suranto menjelaskan di Provinsi Jawa Barat REI memiliki 5 komisariat yakni Komisariat Bekasi, Bogor, Sukabumi, Cirebon dan Tasik Malaya. Menurutnya, Komisariat REI Bekasi merupakan salah satu daerah yang menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penyaluran KPR-nya tumbuh cepat di atas rata-rata daerah lain di Jawa Barat.
“Rata-rata pertumbuhan realisasi KPR di Jawa Barat sekitar 13%. Artinya, di Bekasi ini tumbuh lebih cepat di atas 13%. Jadi teman-teman pengembang di Bekasi ini mampu membaca data tersebut sehingga realisasi KPR-nya tinggi,” sebut Joko.
Kondisi itu terjadi karena kebutuhan pasar yang tinggi, kemampuan membayar angsuran karena pendapatan masyarakat tinggi dan konsistensi dari sisi suplai. Selain merupakan daerah industri terbesar di Asia Tenggara, menurut Joko, Bekasi Raya juga ditopang populasi penduduk yang besar.
“DPD REI Jawa Barat sangat mengapresiasi kerja keras Komisariat REI Bekasi yang mampu mengoptimalkan potensi dan pertumbuhan pasar properti khususnya perumahan di daerah ini,” ujar Joko Suranto.
Kementerian Khusus
Sementara itu, Asmat Amin selaku tokoh perumahan, dalam sambutannya mengatakan pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan perumahan yang pro-rakyat. Menurutnya, dalam empat tahun terakhir sektor perumahan rakyat dirasakan kurang mendapat dukungan dari pemerintah.
“Ada 13 juta angka backlog nasional saat ini. Kalau tidak ada kebijakan yang komprehensif dari pemerintah, maka jumlah itu akan terus bertambah,” ujar Asmat Amin yang juga Owner Arrayan Group
Asmat Amin kembali menyoroti perlunya kementerian perumahan berdiri sendiri seperti pada era pemerintahan sebelumnya. Menurutnya, tidak adanya kementerian perumahan membuat sektor perumahan seperti berjalan lambat.
Sebagai orang yang puluhan tahun berkecimpung di perumahan rakyat, Asmat Amin tahu betul penanganan perumahan rakyat tidak bisa setengah-setengah. Dia menyebutkan, harus ada kebijakan dari hulu ke hilir. Bila tidak, maka backlog perumahan akan terus bertambah dari tahun ke tahun.
“Saya berharap siapapun presiden terpilih nanti kembali membentuk kementerian perumahan yang berdiri sendiri sehingga bisa fokus menangani perumahan,” ujar Asmat Amin.
Dalam acara tersebut hadir pula Kepala Kanwil 1 Bank BTN Benjamin Sihombing, serta para Kepala Cabang Bank BTN Bekasi Raya dan sekitar 30 anggota REI Komisariat Bekasi. (aps)