ProDaily, JAKARTA – Pencabutan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diharapkan menjadi sinyal positif terhadap perbaikan performa subsektor perkantoran di area Central Business District (CBD) Jakarta.
Meski begitu, seiring dengan munculnya potensi resesi global, tingkat kewaspadaan konsumen juga turut kembali menguat dan berimplikasi pada tertahannya ekspansi dari perusahaan global.
Berdasarkan laporan Jakarta Property Highlight terbaru dari Knight Frank Indonesia, tingkat okupansi atau hunian perkantoran CBD Jakarta di semester II-2022 perlahan mengalami peningkatan di angka 74,1% dengan sektor logistik menjadi penyumbang okupansi yang paling agresif terutama di akhir tahun 2022.
Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa per semester kedua tahun lalu, terdapat dua pasokan gedung baru yang menambah stok ruang perkantoran menjadi 6,9 juta meter persegi.
Syarifah Syaukat, Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia menyebutkan stok perkantoran yang masih akan terus bertambah di tengah kondisi ekonomi yang masih dalam proses pemulihan memberikan tantangan berkelanjutan untuk sektor perkantoran di Jakarta.
“Namun, tercatatnya peningkatan okupansi akibat dari ekspansi sektor logistik yang agresif di akhir tahun 2022 turut memberikan secercah harapan untuk pertahanan sektor perkantoran CBD Jakarta ke depannya,” kata Syarifah dalam paparan risetnya yang dkutip Senin (27/2).
Hingga saat ini harga sewa gedung perkantoran di Jakarta masih stagnan dan cenderung melemah hingga 6%, meski begitu ada tren positif dimana terdapat sejumlah proyek gedung perkantoran baru yang memiliki harga sewa cenderung lebih tinggi seperti gedung berkonsep ramah lingkungan yang akan menambah pasokan subsektor perkantoran ke depannya. Terdapat 3 dari 5 gedung perkantoran yang akan hadir hingga 2025 merupakan gedung berkonsep green building.
Lebih jauh lagi, laporan Jakarta Property Highlight menyebutkan bahwa selain sektor logistik, terdapat beberapa sektor lain yang juga cukup potensial dalam mendorong pertumbuhan tingkat okupansi di sektor perkantoran di semester kedua tahun 2022. Sektor-sektor tersebut antara lain adalah sektor information technology (IT), fintech, mining, insurance, agrobusiness, automotive, oil and gas, energy, healthcare, dan trading.
Willson Kalip, Country Head Knight Frank Indonesia menyebutkan meski masih dalam masa yang challenging, namun serapan tahunan ruang perkantoran yang kembali positif setelah tercatat negatif di tahun lalu menjadi indikasi bahwa seluruh pemangku kepentingan berupaya untuk pivoting toward opportunities untuk memperbaiki performa sektor perkantoran CBD Jakarta.
“Tahun ini diharapkan perbaikan dapat terus berlanjut positif,” ujarnya. (aps)