ProDaily, Jakarta – Aspek keberlanjutan (sustainability) dan penggunaan material yang ramah lingkungan kini menjadi perhatian dan semakin diminati di industri properti. Banyak pengembang properti maupun desainer interior di Indonesia yang lebih suka dengan penggunaan material atau bahan bangunan ramah lingkungan sebagai dukungan terhadap konsep pembangunan berkelanjutan.
Aspek keberlanjutan ini juga menjadi perhatian serius para desainer interior yang tergabung dalam Interior Design 12 (ID-12) di pameran The Colour of Indonesia, yang berlangsung di Senayan City Jakarta dari 19-30 September 2022.
Didukung oleh PT Tanjung Kreasi Parquet Industry (TEKA), salah satu produsen lantai kayu terkemuka di Indonesia, tiga desainer interior terkemuka yang menjadi penggagas ID-12, Eko Priharseno, Anita Boentarman dan Agam Riadi, mengulas soal pemanfaatan lantai kayu yang sustainable dalam aplikasi desain.
Eko Priharseno menekankan aspek berkelanjutan yang menjadi kebutuhan masyarakat di era modern ini, tidak terkecuali di dunia interior. Berdasarkan pengalamannya, banyak konsumen saat ini mulai mengarah ke penggunaan bahan bangunan maupun material interior yang lebih ramah lingkungan.
“Saya kira ini sudah menjadi tren global sehingga arahnya memang mulai ke sana. Saya sendiri sering mengedukasi klien saya maupun kalangan pengguna bahwa material finishing yang saya gunakan adalah yang ramah lingkungan atau memperhatikan aspek sustainability. Biasanya mereka senang dengan hal ini,” ujar Eko pada Talkshow “Sustainable Teka Parquet, Application and Utilization in Design Process” yang merupakan rangkaian dari Pameran The Colour of Indonesia, Sabtu (24/9/2022).
Eko Priharseno merupakan desainer interior yang sudah lama berkolaborasi dengan TEKA. Dia mengungkapkan kerja sama dengan TEKA selama ini juga didasari dengan kualitas produk yang sudah environmental friendly, sehingga lebih mudah diterima para klien kelas menengah ke atas. Selain itu, motif maupun produk TEKA juga mudah diaplikasikan untuk desain interior.
Hal senada diungkapkan oleh Anita Boentarman. Beberapa kliennya lebih suka dengan bahan-bahan finishing untuk desain rumah dengan bahan yang ramah lingkungan karena trennya memang sudah mengarah ke sana.
“Jadi memang waktu memilih bahan-bahan finishing, apakah itu parquet dan bahan lainnya, akan memikirkan apakah ini anti bakteri atau ramah lingkungan. Saya melihat TEKA punya itu semua, karena selain bahan baku kayunya sudah tersertifikasi dan berasal dari alam, produknya juga sudah memenuhi standar sertifikasi global. Selain itu, saya sendiri sebagai desainer sangat peduli dengan sustainability, karena kecenderungan saya yang healthy lifestyle juga,” katanya.
Sementara itu, Agam Riadi juga mengungkapkan bahwa saat ini tren desain interior memang mengarah ke konsep pembangunan berkelanjutan, meskipun di Indonesia belum banyak yang concern terhadap isu ini. Dia mengapresiasi TEKA sebagai salah satu pioneer dalam penggunaan lantai kayu ramah lingkungan.
Ramah Lingkungan
Sustainability Engagement Head PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSN Group), induk perusahaan TEKA, Teguh Triono, menyampaikan bahwa produk-produk yang dihasilkan seperti dalam pembuatan flooring TEKA, selalu memperhatikan hal-hal antara lain seperti hutan, iklim dan masyarakat. Contoh hal-hal yang dilakukan untuk melengkapi kualitas produk antara lain sertifikasi produk, penggantian energi proses dengan energi terbarukan dan pemanfaatan limbah.
“Intinya produk yang dihasilkan TEKA sudah melalui proses yang peduli dengan dampak lingkungan sehingga menciptakan produk-produk yang berkelanjutan di sektor kayu, di mana memiliki semua produk panel maupun flooring yang sudah tersertifikasi oleh sertifikasi sustainability seperti CARB, FSC, PEFC, JAS, CE,” ujar Teguh Triono.
Bagi TEKA sendiri, pameran ini menjadi ruang untuk lebih memperkenalkan produk lantai kayu premium kepada khalayak yang lebih luas di dalam negeri, sekaligus bentuk apresiasi ide kreatif para peseni interior Indonesia dengan memamerkan karyanya, yang menggunakan TEKA sebagai produk pendukung mereka.
Sejalan dengan tema kegiatan yaitu menghadirkan rumah sebagai respons desain pasca pandemi, sehingga selama acara berlangsung, dipamerkan produk-produk interior lokal disertai diskusi produk seni interior yang mulai menggeliat pasca pandemi.
Seperti diketahui produk engineered floorings merek TEKA telah dikenal di lebih dari 44 negara tujuan ekspor seperti Eropa, Amerika Serikat, dan Kanada. Kemudian, Jepang, Timur Tengah, China, Korea Selatan dan sejumlah negara di Asia Tenggara. Pabrik TEKA berlokasi di Temanggung Jawa Tengah, di atas lahan seluas 17 hektar.
Produk parket atau lantai kayu alami juga telah banyak digunakan untuk bangunan ternama di dalam maupun luar negeri. Selain itu, telah mendapat kepercayaan dari beberapa brand global untuk penggunaan lantai kayu pada interior jaringan gerainya.
Untuk memperluas pasar domestik beberapa tahun belakangan ini TEKA juga fokus pada pengembangan pasar lokal. Salah satunya ditandai dengan pembukaan TEKA Wood Flooring Gallery pertama di Alam Sutera. Ke depan, manajemen TEKA berharap dapat melakukan kolaborasi lebih lanjut dengan para seniman interior dan properti nasional untuk berkolaborasi mempublikasikan produksi kayu TEKA. (rin)