ProDaily, Jakarta – Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah yang tengah dibangun akan didukung dengan infrastruktur transportasi pelabuhan dan kereta api yang ekonomis sehingga dapat memangkas biaya operasional industri.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi saat mengecek progres pembangunan infrastruktur dan transportasi pendukung KIT Batang, Senin (4/7) menegaskan bahwa dirinya telah berkoordinasi dengan Pelindo untuk membangun dan mengoperasikan pelabuhan feeder ke pelabuhan besar lainnya. Sementara itu, dry port kereta api akan dibangun, dimana lintasan kereta api di antara pelabuhan dan kawasan industri sangat ideal untuk mendapatkan biaya logistik yang efisien.
“KIT Batang adalah pusat kawasan industri terpadu. Jadi harus benar-benar memikirkan bagaimana operasional pelabuhan berjalan dengan baik. Operasional pelabuhan berjalan baik apabila ada satu runtutan operasi yang mudah dan efisien,” ujar Menhub dalam keterangannya, Rabu (6/7/2022).
Menhub berjanji akan membahas lebih detail terkait teknis operasional pembangunan pelabuhan di KIT Batang dengan sejumlah pihak.
Sejumlah infrastruktur transportasi yang akan dibangun di kawasan industri tersebut diantaranya di sektor kereta api yaitu pengembangan Stasiun Plabuan dan reaktivasi jalur kereta api Semarang-Tawang-Pelabuhan Tanjung Emas. Sementara di sektor laut yaitu pembangunan pelabuhan daratan (dry port) dan pembangunan dermaga atau jetty/trestle. Pembangunan sejumlah infrastruktur transportasi tersebut akan mulai dibangun dari tahun 2022 hingga 2024.
Sementara itu, Kementerian PUPR melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) telah menyelesaikan pembangunan Simpang Susun (SS) Akses KIT Batang yang merupakan bagian dari ruas Jalan Tol Batang – Semarang sepanjang 3,1 km. Pembangunan SS KIT Batang dilakukan mulai November 2020 hingga Juli 2021 dengan nilai kontrak Rp142,3 miliar.
Selanjutnya, Kementerian PUPR melalui Ditjen Bina Marga tengah melakukan pembangunan jalan KIT Batang sepanjang 50 km secara multi years contract (MYC) 2020-2022. Pembangunan jalan ini terbagi menjadi empat paket pekerjaan.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta pembangunan infrastruktur transportasi harus disambungkan ke pusat kegiatan seperti kawasan industri. Diharapkan langkah tersebut dapat memperlancar konektivitas pergerakan logistik dari dan ke KIT Batang.
“Dengan lancarnya pergerakan akan mengefisienkan biaya logistik dan akan meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan di kawasan tersebut,” ujarnya.
Pada Juni 2022 lalu, Presiden Jokowi telah mengunjungi KIT Batang untuk melihat tahapan pembangunan industri baterai listrik terintegrasi. Presiden menegaskan investasi tersebut merupakan investasi pertama di dunia yang mengintegrasikan produksi kendaraan listrik dari hulu sampai hilir.
Keberadaan kawasan ini diharapkan mampu memberikan efek berganda yaitu mendatangkan investasi dari luar, membuka lapangan kerja yang luas, serta menumbuhkan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru di kawasan Batang dan daerah sekitarnya.
Ramah Investasi
KIT Batang memiliki total luas 4.300 hektare yang mengusung konsep smart and sustainable. Pembangunannya merupakan salah satu proyek strategis nasional yang digagas pemerintah. Proyek ini bertujuan mendorong penguatan sektor industri di Indonesia.
Pembangunan KIT Batang dibagi menjadi tiga klaster, yaitu klaster I seluas 3.100 hektare, klaster II seluas 800 hektare, dan klaster III seluas 400 hektare. KIT Batang diharapkan dapat mengaet banyak investor asing.
“KIT Batang menawarkan kawasan industri yang ramah investasi serta beragam fasilitas dan pelayanan internasional bagi investor asing yang berinvestasi di sini,” ujar Galih Saksono, Direktur Utama PT KIT Batang.
Disebutkan, saat ini ada lebih dari 7 tenant yang sudah bergabung dengan KIT Batang, di samping 100 tenant yang tengah menjajaki potensi kerjasama. (rin)