SEJUMLAH tokoh nasional menyatakan dukungan terhadap pengangkatan Syeikh Sulaiman Arrasuli atau di Sumatera Barat lebih dikenal dengan Inyiak Canduang menjadi Pahlawan Nasional Republik Indonesia. Ulama pejuang dan pendiri Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Canduang itu dianggap layak menyandang gelar tersebut pada Hari Pahlawan 10 November mendatang.
“Tidak hanya masyarakat Sumatera Barat, tetapi seluruh rakyat Indonesia mengenang Inyiak Canduang sebagai ulama pejuang dan perintis kemerdekaan Indonesia yang patut menjadi teladan bagi generasi muda. Mengingat jasa-jasa beliau, saya mendukung penetapan Syeikh Sulaiman Arrasuli atau Inyiak Canduang sebagai Pahlawan Nasional RI,” kata Ketua MPR-RI, Bambang Soesatyo, baru-baru ini.
Menurutnya, Inyiak Canduang selama hidupnya telah berhikmat untuk berjuang mencerdaskan anak bangsa dan umat melalui pendidikan terutama di MTI Canduang yang dia kelola. Semangat yang patut dilanjutkan oleh generasi muda saat ini sebagai penerima tongkat estafet kepemimpinan bangsa.
“Selamat atas peresmian Museum Syeikh Sulaiman Arrasuli, semoga dengan diresmikannya museum ini akan memperkenalkan kembali sosok dan perjuangan beliau sebagai ulama pendidik, ulama pejuang dan tokoh perintis kemerdekaan Indonesia kepada generasi muda bangsa. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa pahlawan dan pendiri bangsa ini,” tegas Bambang Soesatyo.
Museum Syekh Sulaiman Arrasuli atau Inyiak Canduang akan diresmikan Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah, Kamis (26/5/2022). Museum yang berdiri pada 20 Desember 2021 tersebut menyimpan beragam jejak sejarah perjuangan dan barang peninggalan dari ulama besar Minangkabau tersebut.
Dukungan penuh juga datang dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno. Dia menyatakan bahwa sebagai tokoh pendidikan, ulama pejuang, perintis kemerdekaan Indonesia dan pendiri partai Islam Perti, Inyiak Canduang telah menoreh tinta emas bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Hal itu, menurut Sandiaga, sangat membanggakan terutama bagi masyarakat Sumatera Barat yang selalu mengedepankan pentingnya pendidikan dan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.
“Untuk itu, kami mendukung pengusulan nama Syeikh Sulaiman Arrasuli menjadi Pahlawan Nasional RI. Kami juga mengapresiasi peresmian museum beliau sehingga bisa menjadi literasi pendidikan sejarah bagi generasi muda,” ujarnya.
Sandiaga juga berharap Museum Syeikh Sulaiman Arrasuli dapat menjadi salah satu magnet wisata sejarah di Kabupaten Agam sehingga bisa memperkuat kebangkitan ekonomi masyarakat di daerah tersebut.
Sebelumnya, Wakil Presiden Republik Indonesia, KH. Ma’ruf Amin sudah memberikan dukungan terhadap pengangkatan Inyiak Canduang menjadi Pahlawan Nasional RI. Dia menilai Inyiak Canduang sebagai ulama yang punya peran besar dalam membangun bangsa dan umat.
“Syekh Sulaiman Arrasuli adalah tokoh penting dalam dunia pendidikan Islam di Minangkabau sehingga perlu diangkat ke tingkat nasional. Nama beliau terdengar sampai ke Jakarta sejak zaman kolonial hingga zaman kemerdekaan, ” ujarnya saat itu.
Ulama, Pendidik dan Penulis
Syekh Sulaiman Arrasuli lahir pada 10 Desember 1871 dan wafat pada 1 Agustus 1970. Beliau adalah ulama Minangkabau yang mendirikan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti). Dirinya juga tokoh yang menggagas keterpaduan antara adat Minangkabau dan syariat Islam lewat ungkapan “Adaik basandi syarak, syarak basandi Kitabullah” yang sangat melegenda tersebut.
Inyiak Canduang juga berjasa besar dalam mereformasi sistem pendidikan agama sebagai modal perjuangan rakyat Minangkabau dari sistem klasik dengan metode halaqah di surau-surau menjadi sistem kelas atau madrasah yang tetap wujud sampai saat ini di Minangkabau, bahkan di Indonesia.
Selain menjadi salah satu pelopor sistem pendidikan madrasah di Indonesia, Inyiak Canduang ternyata juga seorang penulis yang produktif.
Dia meninggalkan banyak karya tulis tentang Islam dan adat istiadat Minangkabau. Antara lain Dhiyaus Siraj fil Isra’ Walmi’raj, Tsamaratul Ihsan fi Wiladah Sayyidil Insan, Dawaul Qulub fi Qishshah Yusuf wa Ya’qub, Risalah al-Aqwal al-Wasithah fi Dzikri Warrabithah, Al-Qaulul Bayan fi Tafsiril Quran Al-Jawahirul Kalamiyyah, Sabilus Salamah fi wird Sayyidil Ummah, serta Pertalian Adat dan Syara. (rin)