ProDaily, Jakarta – Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah akan meresmikan Museum Syekh Sulaiman Arrasuli atau Inyiak Canduang, Kamis (26/5/2022). Museum yang berdiri pada 20 Desember 2021 tersebut menyimpan beragam jejak sejarah perjuangan dan barang peninggalan dari salah satu ulama besar Minangkabau tersebut.
Rita Noor Arrasuli, Cucu Inyiak Canduang mengatakan kehadiran Museum Syekh Sulaiman Arrasuli menjadi pelengkap syarat pengusulan nama Syekh Sulaiman Arrasuli untuk memperoleh gelar Pahlawan Nasional dari Pemerintah Republik Indonesia.
“Selain syarat fisik berupa bangunan museum, syarat lainnya juga sudah terpenuhi dengan lengkap, baik dokumen-dokumen penghargaan, surat keterangan, serta foto-foto di masa penjajahan dan perjuangan kemerdekaan termasuk foto dengan Presiden Soekarno,” jelas Rita yang juga Wakil Sekjen DPP Realestat Indonesia (REI) bidang Pariwisata tersebut.
Dia berharap keberadaan Museum Syekh Sulaiman Arrasuli ini akan menjadi sebuah ikon baru di Canduang (Kabupaten Agam) dan Sumbar terutama sebagai destinasi wisata edukasi religi dan sejarah kemerdekaan Indonesia.

Saat ini, nama Syekh Sulaiman Arrasuli sudah diabadikan sebagai nama jalan di empat kabupaten/ kota di Sumbar yakni di Bukittinggi, Canduang, Padang Panjang dan Lubuak Basuang. Selain menjadi nama sebuah balai budaya di Lasi Balai Gurah, Kabupaten Agam.
Syeikh Sulaiman Arrasuli yang juga dikenal sebagai Inyiak Canduang (1871-1970) adalah seorang ulama Minangkabau yang mendirikan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) di tahun 1928. Pejuang dan pemersatu bangsa ini juga dianggap sebagai tokoh pemersatu yang menyebarluaskan gagasan keterpaduan adat Minangkabau dan syariat Islam.
Dikutip dari Wikipedia, saat Pemilu 1955 Indonesia membentuk sebuah badan atau lembaga yang dinamakan Konstituante. Tujuan Konstituante ialah menyusun Undang-Undang Dasar yang lebih permanen, menggantikan UUD 1945 yang disusun sebagai UUD sementara menjelang kemerdekaan Republik Indonesia. Syeikh Sulaiman Arrasuli menjadi salah seorang anggota Konstituante dari Perti dan dilantik mengetuai sidang pertama badan tersebut.
Pada hari beliau wafat pada tahun 1970, diperkirakan sekitar 30 ribu orang hadir melayat dan mengiringi pemakamannya termasuk tokoh-tokoh penting dari Jakarta dan Malaysia.
Ulama Pejuang
Sebagai tokoh pejuang kemerdekaan, pendidik dan ulama besar di Sumatera Barat bahkan di Pulau Sumatera Inyiak Canduang sangat layak ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Republik Indonesia pada November 2022 mendatang.
“Lewat Museum Syekh Sulaiman Arrasuli ini akan terpatri di dalam benak setiap generasi penerus bangsa bahwa di negeri ini terutama di Sumbar pernah lahir seorang pejuang dan ulama besar yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk kepentingan masyarakat dan umat di Ranah Minang dan bangsa Indonesia secara umum terutama lewat pendidikan agama,” harap Rita.
Saat hidupnya, Inyiak Canduang selalu menekankan kepada para santrinya maupun kepada semua anak keturunannya bahwa sebagai orang Minangkabau adat dan budaya hendaklah sejalan dengan Agama Islam. Pesan itu terpatri dalam ungkapan “Adaik basandi syarak, syarak basandi Kitabullah”
Pengajaran lain yang menjadi petuah Inyiak Canduang adalah “Hormati yang tua, sayangi yang muda” dan “Teman seribu masih kurang namun musuh satu terlalu banyak.”
“Dari semua petuah itu dapat dirasakan bahwa prioritas hidup yang beliau kehendaki dari kita adalah terus menjaga hubungan baik dengan Allah SWT dan juga manusia atau Hablum Minallah wa Hablum Minannas,” papar Rita.
Duduak Baselo di atas tikar
Tikar buatan tangan Bundo Kanduang
Jangan pernah mengaku datang ke Sumbar
Kalau belum berkunjung ke Museum Inyiak Canduang