ProDaily, JAKARTA – Tahun politik ternyata tidak berpengaruh negatif pada sektor properti di Tanah Air. Usai pemilihan umum (pemilu) justru penjualan properti terutama residensial tapak semakin meningkat. Hal tersebut mengemuka pada acara Citra Swarna Group Media Luncheon 2024 dengan tema “Membaca Peluang Ekspansi Bisnis Properti Tahun 2024” yang digelar di Hutan Kota by Plataran, Kamis (29/2).
Direktur Sales & Marketing Citra Swarna Group (CSG), Felicia Simon mengungkapkan tahun 2023 pendapatan CSG meningkat 39% dari target Rp600 miliar namun dapat terealisasi sebesar Rp900-an miliar. Sementara di tahun ini, perusahaan properti tersebut menetapkan target pendapatan sebesar Rp1,1 triliun.
“Target ini hanya untuk penjualan rumah dan ruko saja, jadi di luar pendapatan dari commercial building,” jelasnya.
Felicia menuturkan, sumber pendapatan terbesar CSG masih berasal dari proyek landed residential, baik yang sedang berjalan (eksisting) maupun yang baru.
Menurutnya, selain fokus pada pengembangan rumah dan ruko, di 2024 CSG juga tetap menyiapkan strategi bisnis untuk memperkuat pendapatan berulang (recurring income) dari pengelolaan properti komersial.
CSG telah mengakuisisi Siantar City Square di Pematang Siantar (Sumatera Utara), commercial building di Palembang (Sumatera Selatan), dan sedang menjajaki akuisisi proyek komersial di wilayah Jawa Timur.
“Di 2024, kami sedang menyiapkan ekspansi proyek resindensia dan komersial di Medan, Bogor, Palembang, Balikpapan, serta satu lokasi di Jabodetabek,” ujarnya.
Sementara untuk proyek perumahan eksisting di kawasan Karawang, Bogor dan Serang, pengembangannya tidak hanya berhenti di lahan yang telah dikuasai. Menurut Felicia, sebagai pengembang properti skala nasional, CSG akan terus melakukan ekspansi dan strategis bisnis termasuk menambah cadangan lahan (landbank).
Terkait landbank, Felicia mengatakan, saat ini CSG memiliki cadangan lahan seluas 300 hektar yang jumlahnya dipastikan akan terus bertambah. “Luasnya sangat dinamis, karena akan terus ada penambahan,” jelasnya.
KPR Paling Diminati
Felicia menyebutkan, hingga saat ini pembelian melalui kredit pemilikan rumah (KPR) masih menjadi pilihan utama konsumen CSG dibanding cara pembelian lainnya seperti tunai keras dan tunai bertahap. Dari sisi pembeli, mayoritas adalah mereka yang baru pertama memiliki rumah (first home buyers), dan hanya sedikit yang membeli untuk investasi.
“Sekitar 99% pembeli masih menggunakan KPR,” ungkapnya.
Senior Vice President (SVP) Non-Subsidized Mortgage Division Bank BTN, Mochamad Yut Penta mengatakan prospek pasar properti di tahun 2024 akan sangat menjanjikan, dimana demografi Indonesia sangat menjanjikan.
“Di Indonesia setiap tahunnya ada sekitar 800 ribu keluarga baru yang perlu rumah, jadi pasar properti kita cukup kuat ya, basic-nya dari segi demografi industri properti yang sangat besar,” jelas Penta.
Menurutnya, industri properti di Indonesia kondisinya masih tetap stabil. Di saat ekonomi naik turun termasuk saat pandemi, pasar properti justru masih bertumbuh. Meski penjualan mengalami koreksi, tetapi tidak sampai terpuruk. Saat ini, sektor properti terlihat sedang melanjutkan tren pemulihan.
“Saat kondisi ekonomi nasional dan global tidak terlalu bagus, sektor properti masih tetap bergerak positif. Ini adalah berkah bagi industri properti nasional,” ujarnya.
Penta menambahkan, potensi bisnis properti ke depan masih terbuka lebar. Terlebih karena angka backlog (kekurangan) perumahan cukup besar. (aps)