ProDaily, JAKARTA – Makro ekonomi nasional yang positif dan kondisi politik yang kondusif pasca pemilihan umum (pemilu) membawa optimisme termasuk kepada bank penyalur kredit pemilikan rumah (KPR). Salah satunya PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang menargetkan penyaluran KPR di tahun 2024 dapat tumbuh sebesar dua digit.
Executive Vice President Consumer Loan Division BCA, Welly Yandoko mengatakan pihaknya optimis dapat menjaga performa penyaluran KPR bahkan ditargetkan meningkat 10%-11% dibandingkan 2023. Keyakinan tersebut didukung proyeksi pertumbuhan penyaluran kredit perumahan pada tahun ini, serta perekonomian nasional yang kuat.
“Kami akan mencapai target tersebut dengan mendorong penyaluran KPR termasuk dengan mengoptimalkan seluruh jaringan penjualan, baik kantor cabang, developer dan property agent,” ungkapnya kepada wartawan di Jakarta.
Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional di 2024 akan tumbuh mendekati angka 5% dengan target inflasi 2,5% plus minus 1%.
Pertumbuhan ekonomi nasional di tahun ini disebut akan jauh lebih baik ketimbang 2023. Sementara pertumbuhan kredit yang tumbuh sebesar 10,6% di 2023, telah membuka ruang besar bagi pertumbuhan kredit di tahun ini.
Pasar properti di Indonesia juga diuntungkan dengan bonus demografi kelompok milenial yang mulai banyak mengambil KPR. Saat ini dari 270 juta jiwa masyarakat Indonesia, sekitar 25% atau 48 juta jiwa adalah generasi milenial dan 15 juta jiwa diantaranya berada di Jabodetabek.
Selain kondisi makro ekonomi dan potensi pasar properti yang masih cukup besar dengan kekurangan (backlog) rumah mencapai 12,7 juta unit, faktor lain yang menambah optimisme adalah stabilitas politik dan keamanan nasional yang terjaga kondusif pasca pemilu. Adanya program pembangunan rumah sekitar 2 juta hingga 3 juta unit per tahun dari para kandidat presiden dan wakil presiden juga menjadi penyemangat pasar.
“Program ini bagus sekali, karena akan membantu pemerintah untuk memangkas jarak backlog perumahan yang terus melebar,” kata Welly.
Dia bersyukur pemilu berjalan aman dan kemungkinan selesai satu putaran, sehingga efisien dari sisi biaya dan membawa kepastian bagi dunia usaha untuk kembali bergerak. Namun, Welly mengaku khawatir dengan situasi ekonomi global yang masih penuh tantangan termasuk konflik perang di Ukraina yang belum usai, sehingga dapat menganggu suplai dan mengerek inflasi.
“Kalau inflasi naik, maka suku bunga kredit biasa akan terkoreksi. Itu akan menghambat penjualan properti,” paparnya.
Penetrasi Pasar
BCA terus menyediakan tingkat suku bunga yang menarik sebagai wujud keberpihakan kepada masyarakat. BCA juga berusaha untuk meningkatkan penetrasi ke segmen pasar yang relatif belum tergarap khususnya segmen pasar milenial yang angka populasinya cukup besar.
Infrastruktur pendukung penyaluran KPR juga terus ditingkatkan melalui pengembangan digital KPR yang dapat mengakomodir pengajuan aplikasi melalui e-form, simulasi budget, monitoring proses aplikasi melalui fitur e-tracking, dan fitur layanan lainnya.
“Pengembangan website www.rumahsaya.bca.co.id terbukti memperluas jangkauan penjualan kepada masyarakat yang digital savvy atau belum terjangkau oleh kantor cabang BCA,” sebut Welly.
Upaya kerjasama dengan developer dan property agent juga terus dilakukan dan ditingkatkan. Tidak sembarangan, kata Welly, BCA sangat selektif sekali untuk memilih rekanan developer. Hanya developer yang dinilai memenuhi tanggung jawab secara finansial dan penyelesaian unit rumah kepada konsumen saja yang dipilih BCA. Hal itu sekaligus upaya pencegahan untuk melindungi para nasabah.
“Saat ini kami sudah menjalin kerjasama dengan puluhan developer dengan lebih dari 1.000 proyek properti di seluruh Indonesia. Kalau ditanya developer dengan kontribusi KPR yang paling besar saat ini masih Sinar Mas Land dan Ciputra Grup. Ada pula Summarecon Agung, Metland, dan Paramount Land,” jelasnya.
Ke depan, ungkap Welly, BCA akan lebih mendekatkan diri dengan pasar melalui strategi pricing di momen-momen tertentu. Misalnya, ketika acara Hari Ulang Tahun (HUT) BCA nanti akan ada suku bunga khusus untuk konsumen.
“Kami melihat tidak semata-mata mengembangkan bisnis saja, tetapi yang jauh lebih penting adalah bagaimana kami melayani termasuk melindungi seluruh konsumen/nasabah,” ujarnya. (aps)