ProDaily, JAKARTA – Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) mencetak kinerja yang cukup baik dalam pengelolaan dana Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Hal itu terlihat dari tingginya imbal hasil (return) Kontrak Pengelolaan Dana Tapera (KPDT) konvensional maupun syariah.
Sejak diluncurkan pada 14 Juni 2021 hingga 18 Desember 2023, return bersih (net) yang diperoleh peserta KPDT konvensional Tapera mencapai 8,69%. Capaian tersebut jauh melampaui rata-rata bunga deposito Bank Himbara sebesar 2,79% dan hasil tabungan 0,59%.
Di periode ini, total dana kelolaan (asset under management/AUM) KPDT konvensional Tapera mencapai Rp7,23 triliun dari 3,07 juta peserta. Adapun Nilai Aktiva Bersih (NAB) per unit mencapai Rp1.086,86 dibandingkan saat peluncuran Rp 1.000.
Demikian pula dengan KPDT syariah Tapera, berhasil mencetak return 6,08% pada periode yang sama. Total peserta KPDT syariah Tapera mencapai 254,4 ribu dengan AUM Rp 508,9 miliar. NAB per unit KPDTS tapera mencapai Rp1.060,81, dibandingkan saat peluncuran Rp 1.000.
Deputi Komisioner bidang Pemupukan Dana BP Tapera, Gatut Subadio menyebutkan BP Tapera bertujuan menghimpun dan menyediakan dana murah jangka panjang yang berkelanjutan untuk pembiayaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan pendapatan di bawah Rp 8 juta. Dana peserta Tapera yang terhimpun dicatat dan diadministrasikan oleh bank kustodian (BK) yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Dijelaskan, simpanan peserta dibagi tiga yakni dana cadangan, dana pemupukan, dan dana pemanfaatan, yang nilainya per 18 Desember 2023 masing-masing sebesar Rp740 miliar, Rp 4,2 triliun, dan Rp 2,8 triliun.
Dalam mengelola dana pemupukan, kata Gatut, bank kustodian bekerja sama dengan manajer investasi untuk membuat kontrak investasi kolektif (KIK).
Saat ini, BP Tapera telah bekerja sama dengan tujuh Manajer Investasi (MI) papan atas nasional untuk mengelola dana pemupukan. Antara lain PT Bahana TCW Investment Management, PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen, PT BNI Asset Management, PT. BRI Manajemen Investasi, PT Mandiri Manajemen Investasi, PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, PT Schroder Investment Management Indonesia.
“Ketujuh MI ini menguasai sekitar 70% pasar reksadana di Indonesia. Jadi, MI yang mengelola dana pemupukan KIK, sedangkan BP Tapera berperan untuk memastikan dana pemupukan KIK bisa mencapai imbal hasil baik dengan risiko terukur,” kata Gatut pada talkshow bertajuk “Kinerja BP Tapera Tahun 2023: Pengelolaan Dana dan Peran Manajer Investasi” yang diadakan Forum Peduli Rumah Rakyat (FPRR) di Jakarta, Kamis (21/12).
Gatut menjelaskan, ada tiga prinsip pengelolaan dana pemupukan Tapera. Pertama, kehati-hatian (prudent). Dalam hal ini, BP Tapera selalu memantau secara berkala aspek compliance& portofolio investasi setiap MI dalam mengelola dana. Kemudian dilakukan evaluasi kinerja berkala MI meliputi kinerja imbal hasil, tata kelola dan layanan, serta kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku.
BP Tapera juga memastikan bahwa portofolio investasi dana Tapera didominasi oleh surat utang negara (SUN) dan tidak ada penempatan di saham. BP Tapera juga aktif melakukan monitoring berkala likuiditas dan asset liability management.
“Sebanyak 65% dana pemupukan Tapera ditempatkan di surat utang negara. Ini berlaku untuk KIK pasar uang, KIK pasar uang syariah, KIK pendapatan tetap, dan KIK pendapatan tetap TPK,” jelasnya.
Kedua, profesional. Menurut Gatut, dana pemupukan Tapera dikelola menggunakan pendekatan manajemen aset dan liabilitas (ALM) berdasarkan maturity profile peserta. Dana ini dikelola MI yang berpengalaman dan memiliki rekam jejak baik di pasar modal, dicatat serta diadministrasikan oleh bank kustodian.
Ketiga, imbal hasil wajar dan berkelanjutan. Dia menambahkan, BP Tapera telah menetapkan tiga parameter dalam evaluasi kinerja manajer investasi, sesuai Peraturan Komisioner Nomor 13 Tahun 2021 yakni imbal hasil, etika dan compliance, serta tata kelola dan layanan.
“Berangkat dari sini, ketujuh MI itu tidak akan terus-menerus mengelola dana Tapera. Sebab, kinerja mereka akan terus dievaluasi secara berkala,” kata Gatut.
Kinerja Imbal Hasil
Menurut data, kinerja imbal hasil KPDT terus melesat dari tahun ke tahun. Per Desember 2023, return gross KPDT konvensional sejak diluncurkan telah mencapai 10,86%, atau naik 5,49% dari tahun 2022 sebesar 5,37%. Adapun return gross peserta dalam setahun terakhir mencapai 5,48%, naik 2,29% dari tahun 2022 sebesar 3,19%.
Dia menambahkan, return gross KPDT syariah sejak diluncurkan juga tinggi, mencapai 7,6% per 18 Desember 2023, meningkat 4,55% dari 2022 sebesar 3,05%.
Direktur PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM), Priyatmo Hari Mulyanto mengatakan MI menjalin kerja sama dengan bank kustodian dengan membuat KIK Pemupukan Dana Tapera (PDT). Selanjutnya, dana tersebut ditempatkan di KIK pasar uang, pendapatan tetap, dan pendapatan tetap TPK.
Per September 2023, PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen telah mengelola dana Tapera sebesar Rp502 miliar lebih, atau setara 14% dari total investasi BP Tapera yang dikelola MI.
Dia menegaskan, kinerja KIK PDT cukup fantastis. Per 18 Desember 2023, dana kelolaan KIK PDT pasar uang tumbuh 4,41%, pendapatan tetap 6,73%, dan tanpa penjualan kembali 4,14%. Tren ini diharapkan terus berlanjut pada 2024.
“BPAM menetapkan target return pasar uang tapera mencapai 4-4,5% net, sedangkan pendapatan tetap 6-7% net,” tegas dia.
Sementara itu, Pengamat Properti Anton Sitorus menyatakan, peran BP Tapera sangat strategis sebagai solusi mengatasi masalah perumahan. Alasannya, pemerintah memberikan mandat kepada BP Tapera untuk menyediakan pendanaan pembiayaan perumahan bagi MBR. Menurutnya, peran BP Tapera ke depan sangat prospektif, mengingat permintaan dan kebutuhan rumah masih sangat besar.
Terakhir, ungkapnya, BP Tapera menjadi katalisator pertumbuhan perumahan mass market dengan keterlibatan para pemangku kepentingan.
“Yang perlu ditingkatkan ke depan adalah masalah promosi dan sosialisasi. Kemudian, pelaksanaan di lapangan meliputi sistem seleksi, pengelolaan dana, dan transparan,” pungkas Anton Sitorus. (aps)