ProDaily, Jakarta – PT Indonesian Paradise Property Tbk. (INPP) tetap optimistis di tahun ini pendapatan perseroan akan lebih baik dibandingkan 2022, meski dibayangi isu resesi ekonomi global dan kenaikan bunga kredit bank. Keyakinan tersebut ditopang kinerja pendapatan yang tumbuh hingga 120% di 2022 atau tertinggi dalam sejarah perseroan.
President Director & CEO INPP, Anthony P Susilo mengatakan pertumbuhan pendapatan tersebut menjadi fundamental kuat bagi perseroan untuk optimis di 2023. Sejumlah proyek properti baru juga sudah disiapkan pada tahun ini yang akan menjadi penopang kinerja perseroan termasuk melalui property sales.
“Selama pandemi kami sudah membuktikan mampu melewati kondisi itu dengan baik. Bahkan melebihi target yang dipatok di 2022. Selain itu, tidak ada satu pun proyek kami yang terhenti pembangunannya. Tentu ini menjadi modal besar untuk meraih kinerja yang lebih baik di 2023,” ujarnya kepada media dalam paparan bisnis bertajuk “Transformasi Bisnis yang Berkelanjutan” di Jakarta, Kamis (26/1/2023).
Anthony menambahkan, meski banyak pengamat mengatakan bahwa ancaman resesi ekonomi dunia berada di depan mata, namun INPP memandang optimis situasi bisnis properti di tahun 2023, dengan tetap melakukan langkah-langkah strategis dan kebijakan bisnis yang tepat.
Perseroan menyiapkan enam proyek baru di tahun ini antara lain Sahid Kuta Lifestyle Resort, Hyatt Place Makassar, 23 Paskal Extension, proyek mixed use di Semarang, Antasari Place Semarang, serta proyek residensial dan komersial di Balikpapan.
Selain proyek baru, di 2023 INPP juga sedang dalam proses penyelesaian pengembangan dua proyek strategis yakni Apartemen 31 Sudirman Suites di Makassar, serta pengembangan Apartemen Antasari Place di Jakarta.
Sudah Teruji
Optimisme pada tahun ini juga sudah tertuang dalam arahan pengembangan transformasi bisnis INPP yang berkelanjutan. Dijelaskan, INPP di 10 tahun pertama masih fokus pada pengembangan properti perhotelan (hospitality). Lalu, di 2010-2017 mulai masuk ke pengembangan pusat perbelanjaan. Itulah mengapa pendapatan bisnis terbesar INPP hingga saat ini merupakan pendapatan berulang atau recurring revenue.
“INPP sudah teruji sebagai retail operator yang handal, dan hal itu memberikan positive energy bagi hotel ataupun hunian yang kami bangun di atasnya. Strategi kami adalah melengkapi apa yang sudah menjadi dasar kemampuan kami, yaitu retail operation. Tinggal bagaimana kita memberikan nilai lebih terhadap proyek tersebut,” papar Anthony yang turut didampingi komisaris dan direksi perseroan.
Tahun 2017, INPP berupaya meraih pencapaian yang lebih tinggi lagi yakni melalui pengembangan proyek properti terpadu atau mixed use development. Ditegaskannya, evolusi lini bisnis INPP lewat property sales itu dimaksudkan untuk memperkuat sinergi dari segmen bisnis sebelumnya.
Chief Financial Officer Director INPP, Surina menambahkan bahwa pendapatan perseroan masih diperkuat recurring revenue. Pada 2021, kontribusi pendapatan berulang mencapai 87 persen dari total pendapatan INPP. Sementara di 2022, mencapai 75 persen.
“Di tahun lalu ada penyesuaian besaran kontribusi recurring revenue karena terus adanya penambahan lini bisnis dari property sales,” ujarnya.
Surina mengaku optimistis kekuatan membeli masyarakat tetap akan ada bahkan menguat terutama di segmen menengah atas seiring pencabutan pembatasan aktivitas dan mobilitas masyarakat.
Pada kesempatan acara tersebut juga diumumkan pemenang INPP Journalist Writing Competition yang digelar dalam kurun waktu Oktober sampai dengan Desember 2022 lalu.
Lomba menulis artikel yang bertajuk “Kiprah INPP Membangun Negeri” ini adalah penulisan karya jurnalistik dalam bentuk feature atau in-depth-news dengan point of view ekonomi dan bisnis, investasi, desain, arsitektur, sosial, human-interest, serta lifestyle.
Sebanyak 39 jurnalis dari 36 media nasional dan lokal berhasil menghasilkan 53 karya jurnalistik mengenai INPP yang dimuat di media cetak dan online. (aps)