ProDaily, Jakarta – Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) optimistis dapat mencapai target penyaluran dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tahun 2022. Hal itu seiring hasil yang maksimal pada kuartal III-2022 yang mencapai lebih dari 80%, sehingga sisa target akan dapat terealisasi sebelum akhir tahun ini.
“Kami optimis untuk sisa target yang ada akan dapat diselesaikan sebelum berakhirnya tahun 2022,” ujar Adi Setianto, Komisioner BP Tapera kepada wartawan, Senin (21/11/2022).
Tercatat per 16 November 2022, dari target 226 ribu unit, telah tersalurkan dana FLPP untuk 189.950 unit rumah senilai Rp21,137 triliun. Realisasi tersebut berasal dari 10.304 proyek perumahan yang dibangun oleh 6.632 pengembang dengan 37 bank penyalur di 33 provinsi dan 393 kabupaten/kota.
Sehingga total penyaluran dana FLPP dari tahun 2010-2022 (bulan berjalan) mencapai 1.133.529 unit atau senilai Rp96,31 triliun.
Jika dilihat realisasi per bulan, realisasi tertinggi penyaluran dana FLPP terjadi pada Maret 2022. Dengan rincian Februari tersalurkan 13.345 unit, lalu Maret sebanyak 32.420 unit, April di 20.558 unit, Mei sebanyak 12.435 unit, Juni sebanyak 20.798 unit, dan Juli sebanyak 20.798 unit.
Kemudian pada Agustus sebanyak 16.598 unit, September sebanyak 16.134 unit, bulan Oktober sebanyak 25.770 unit serta bulan berjalan per 16 November sebanyak 10.171 unit.
Sementara itu, untuk penyaluran pembiayaan Tapera per 16 November 2022 telah terealisasi akad pembiayaan sebesar 4.256 unit senilai Rp636,72 miliar. Akad pembiayaan Tapera ini disalurkan melalui Bank BTN, BRI, BTN Syariah dan BJB. Baik untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) maupun Kredit Renovasi Rumah (KRR).
Adi Setianto menyampaikan bahwa optimisme juga akan diteruskan BP Tapera di tahun mendatang dengan target pada 2023 untuk FLPP sebanyak 220 ribu unit atau senilai Rp25,18 triliun. Sedangkan penyaluran pemanfaatan dana Tapera pada 2023 ditargetkan sebanyak 54.924 unit atau senilai Rp4,64 triliun.
“Kami berharap semua program yang dikelola oleh BP Tapera, baik FLPP maupun Tapera akan meningkatkan akses dan keterjangkauan MBR terhadap perumahan yang layak huni dan terjangkau. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mengatasi kekurangan rumah atau backlog,” jelas Adi Setianto yang didampingi para Deputi Komisioner BP Tapera antara lain Deputi Komisioner bidang Pengerahan Dana Eko Ariantoro, Deputi bidang Pemanfaatan Dana Ariev Baginda Siregar, Deputi bidang Pemanfaatan Dana Gatut Subadio serta Deputi bidang Hukum dan Administrasi Nostra Tarigan.
Tapera Property Expo
Di kesempatan tersebut, BP Tapera juga menyampaikan rencana penyelenggaraan Tapera Property Expo (TPE) 2022. Pada event perdana, expo akan digelar di dua kota yaitu Bogor (Jawa Barat) dan Jember (Jawa Timur).
TPE 2022 di Kota Bogor akan diadakan di Lippo Ekalokasari Bogor pada tanggal 28 November – 4 Desember 2022. Sedangkan untuk TPE 2022 di Kota Jember akan dilaksanakan pada tanggal 13 – 19 Desember 2022 di Lippo Plaza Jember. Berikutnya, BP Tapera juga sedang menjajaki pelaksanaan expo secara rutin di kota-kota lain di seluruh Indonesia.
“Pemilihan dua kota ini berdasarkan pada ketersediaan rumah subsidi terbesar berdasarkan data ketersediaan rumah subsidi di aplikasi SiKumbang, data penyaluran FLPP dan data eligible ASN dalam portal Sitara,” kata Adi Setianto.
Dijelaskan, TPE 2022 ini adalah dimaksudkan untuk memberi informasi dan edukasi mengenai program pembiayaan perumahan, serta tugas dan fungsi BP Tapera sebagai lembaga yang ditugaskan negara untuk menghimpun dan menyediakan dana murah jangka panjang untuk pembiayaan perumahan.
“Diharapkan melalui kegiatan ini juga tercipta sinergitas BP tapera dan stakeholder dalam pemenuhan rumah subsidi bagi masyarakat sehingga pada akhirnya tercapai target realisasi penyaluran dana FLPP dan Tapera yang dikelola oleh BP Tapera,” ujar Adi Setianto.
TPE 2022 akan diikuti oleh 10 bank penyalur yaitu Bank BTN, BTN Syariah, BNI, Mandiri, BRI, BSI, BJB, BJB Syariah, BPD Jatim dan BPD Jatim Syariah dan 25 pengembang perumahan subsidi.
BP Tapera menargetkan di setiap kota pameran ini akan dikunjungi sekitar 3.000 orang yang terdiri dari masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), Aparatur Sipil Negara (ASN), pekerja mandiri dan pekerja sektor informal. Sementara target di setiap kota dapat terlaksana 1.500 akad kredit massal. (rin)