ProDaily, Jakarta – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) berhasil mempertahankan kinerja gemilang sepanjang periode Januari-September 2022. Salah satunya ditopang membaik dan bertumbuhnya sektor properti terutama di segmen hunian. Kondisi ini diproyeksi akan terus berlanjut di 2023.
Wakil Direktur Utama Bank BTN, Nixon LP Napitupulu menyebutkan tahun depan permintaan rumah diharapkan akan tetap tumbuh, baik untuk rumah subsidi maupun rumah komersial (non-subsidi). Untuk rumah komersial, BTN akan memberikan perhatian kepada pasar milenial dengan harga rumah dari Rp400 juta hingga Rp1 miliar.
“Kalau melihat tren di 2022, maka pasar hunian seharga Rp400 juta hingga Rp1 miliar itu cukup baik. Ini bisa menjadi gambaran dan patokan di tahun depan bahwa pasar residensial di segmen harga tersebut akan tetap tumbuh,” ungkap Nixon dalam Paparan Publik Kinerja Keuangan Bank BTN Per 30 September 2022 di Jakarta, Kamis (27/10/2022).
BTN memproyeksikan pasar hunian di 2023 akan tumbuh sekitar 10% untuk rumah subsidi, dan sekitar 8%-10% untuk rumah komersial. Pertumbuhan pasar hunian tersebut diantaranya ditopang permintaan rumah subsidi dan rumah komersial di sekitar Jabodetabek.
Dari sisi penyaluran kredit konstruksi (kredit modal kerja) juga sudah terlihat membaik. Menurut Nixon, sejumlah pengembang besar sudah banyak yang menyampaikan rencana pembangunan proyek mereka di beberapa kota di Indonesia.
Direktur Utama Bank BTN, Haru Koesmahargyo menyampaikan optimismenya bahwa pasar residensial pada tahun depan akan semakin baik. Hal tersebut didukung tren penyebaran pandemi yang mereda serta membaiknya daya beli masyarakat. Untuk rumah subsidi, permintaan juga akan didorong oleh penambahan kuota FLPP di 2023 menjadi 220.000 unit dari 200.000 unit di 2022.
“Pandemi yang berakhir dan membaiknya daya beli masyarakat juga telah menekan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) Bank BTN. Hingga kuartal III-2022, kami berhasil memperbaiki rasio NPL yang terus menurun hingga akhir September 2022,” papar Haru.
Bank spesialis kredit perumahan ini sukses membukukan laba bersih hingga akhir September 2022 senilai Rp2,28 trililun. Perolehan tersebut melonjak 50,11% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp1,51 triliun.
“Transformasi Bank BTN yang sejalan dengan transformasi dari Kementerian BUMN telah membuahkan hasil yang positif. Sehingga kinerja perseroan pada kuartal III-2022 ini semakin baik dan akan terus berlanjut hingga akhir tahun ini,” ujarnya.
Menurut Haru, kenaikan laba bersih perseroan ditopang oleh keberhasilan Bank BTN menjalankan inisiatif strategis di kuartal III-2022 antara lain peningkatan penyaluran kredit, menekan biaya dana (cost of fund) termasuk keberhasilan dalam menurunkan rasio NPL.
Kredit Perumahan
Dijelaskan, sepanjang periode Januari-September 2022, Bank BTN telah menyalurkan kredit mencapai Rp289,6 triliun atau meningkat 7,18% dari posisi yang sama tahun lalu senilai Rp270,27 triliun. Penyaluran kredit perumahan masih mendominasi total kredit perseroan pada kuartal III-2022.
Kredit perumahan yang disalurkan Bank BTN hingga akhir September 2022 mencapai Rp256,48 triliun. Dari jumlah tersebut, KPR Subsidi mendominasi dengan nilai sebesar Rp140,97 triliun atau tumbuh 8,46% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp129,97 triliun. Sedangkan KPR Non Subsidi tumbuh 6,4% menjadi Rp87,11 triliun pada kuartal III-2022 dibandingkan periode serupa tahun lalu sebesar Rp81,87 triliun.
Haru menjelaskan, penyaluran kredit yang berkualitas dengan melakukan sentralisasi proses kredit telah berhasil membuat rasio kredit bermasalah Bank BTN terus membaik. NPL Gross pada kuartal III-2022 berada pada level 3,45%, lebih rendah dari sebelumnya di level 3,94%. Sedangkan NPL Nett sebesar 1,23%, atau turun dari posisi 1,50%.
Kenaikan kredit berdampak pada pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) yang tumbuh 31,84% pada kuartal III-2022 menjadi Rp11,54 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp8,75 triliun. Lonjakan NII tersebut membuat rasio net interest margin (NIM) Bank BTN juga mengalami kenaikan dari 3,52% pada akhir September 2021 menjadi 4,51% di kuartal III-2022.
Dari sisi dana pihak ketiga (DPK), Haru mengungkapkan pada kuartal III-2022 perolehan DPK Bank BTN mencapai Rp312,84 triliun naik 7,41% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp291,26 triliun. Dari jumlah tersebut perolehan dana murah atau CASA mencapai Rp143,59 triliun naik sebesar 18,7% dibandingkan akhir September 2021 sebesar Rp120,96 triliun.
“Kenaikan CASA yang cukup tinggi tersebut membuat kontribusi dana murah mengalami kenaikan menjadi 45,9% dari total DPK Bank BTN pada kuartal III-2022,” jelasnya.
Haru menegaskan, kenaikan dana murah Bank BTN berhasil menekan biaya dana atau cost of fund Bank BTN pada akhir September 2022 menjadi 2,36% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,28%.
Selain itu, kinerja Bank BTN pada akhir September 2022 yang cukup gemilang ini juga mendorong aset perseroan meningkat sebesar 5,77% menjadi Rp389,29 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp368,05 triliun. (aps)