ProDaily, Bogor – PT Kuripan Raya, pengembang kota mandiri (township) Telaga Kahuripan, Bogor, melakukan revitalisasi atau penataan ulang kawasan seluas 750 hektar tersebut untuk mendongkrak investasi properti. Penataan ulang dikerjakan sejak 2021 dengan investasi lebih dari Rp100 miliar. Revitalisasi dilakukan untuk menghadirkan konsep hunian modern dan harmonis dengan alam.
“Kini kami hadir dengan wajah baru yang memadukan fasilitas infrastruktur yang komplit dengan suasana alam yang masih terjaga hijau di area koridor Selatan Jakarta-Parung Bogor. Ini yang menjadi selling point kami pasca penataan ulang,” ungkap Richie Laseduw, Chief Marketing Officer PT Kuripan Raya dalam diskusi media yang diadakan Rabu (10/8).
Konsep green nature dipilih Telaga Kahuripan dengan menawarkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang luas. Adanya potensi alam seperti hamparan taman yang sangat luas dan danau-danau alami merupakan kekuatan dasar yang dijadikan kekuatan alam dalam pengembangan Telaga Kahuripan.
“Konsep properti hijau menjadi keunggulan Telaga Kahuripan karena dari 750 hektar lahan, yang saat ini sudah dikembangkan baru sekitar 30% saja,” papar Richie.
Dengan konsep ini, menurutnya, Telaga Kahuripan tidak hanya menawarkan investasi properti kepada konsumen, tetapi juga investasi jangka panjang yakni kesehatan dan kenyamanan bagi keluarga penghuni.
Lebih lanjut Richie menjelaskan, selain jalan tol Depok-Antasari (Desari) yang menghidupkan akses di koridor selatan Jakarta dari Lebak Bulus hingga Telaga Kahuripan, Pemerintah juga telah membangun jalan arteri Bojong Gede-Kemang (Bomang). Keberadaan akses tersebut membuat aksesibilitas kawasan ini semakin menarik.
“Kehadiran akses-akses tersebut sangat mendukung penjualan kami,” ungkapnya.
Saat ini sedang dikembangkan Cluster Aluna seluas 26 hektar dengan tiga subcluster. Unit yang dipasarkan mulai Rp1,3 miliar dan menyasar kelompok milenial. Richie menyebutkan, ada beberapa tipe rumah yang ditawarkan, dimana seluruhnya mengusung konsep hunian sehat dengan ruang terbuka dan pencahayaan optimal.
CBD Bernuansa Alam
Sementara itu, di diskusi yang sama Pakar Tata Kota, Yayat Supriyatna berpendapat bahwa guna mendongkrak investasi, Telaga Kahuripan perlu melakukan rebranding kawasan dan menjadikan kota mandiri ini sebagai wilayah penyangga ekonomi baru di Kabupaten Bogor.
Dia menilai, Telaga Kahuripan memiliki lokasi yang menguntungkan, karena akses yang terhubung langsung dengan pusat Pemerintahan Kabupaten Bogor di Cibinong dan pusat ekonomi di Kota Bogor. Menariknya lagi, kawasan ini masuk ke dalam struktur jaringan jalan tol JORR.
“Rebranding ini tentunya akan menciptakan kawasan baru yang prospektif dan strategis jika direalisasikan secara nyata, karena aksesibilitas menjadi lebih mudah dan akan terasa lebih dekat kemana-mana,” papar Yayat.
Menurutnya, masa depan kawasan hunianTelaga Kahuripan ini sangat menjanjikan karena memiliki dua simpul akses. Selain bisa menjadi destinasi wisata karena unggul dari sisi konsep bentang alam, infrastruktur kawasan ini juga memiliki prospek ekonomi.
“Kawasan ini berpotensi menjadi kawasan pusat bisnis atau CBD baru bernuansa alam di wilayah Bogor Barat, karena infrastrukturnya sudah terencana. Pembangunan jalan juga sudah dipetakan dan masuk dalam jaringan infastruktur tata ruang Jabodetabek. Tempat ini cocok untuk tempat kerja dan healing sekaligus karena alamnya masih terjaga,” jelas Yayat.
Sebagai pembeda dari CBD lain, dia menyarankan agar CBD Telaga Kahuripan tersebut nantinya tetap menjaga kontur alam dan nuansa hijau seperti kondisi saat ini, tanpa mengabaikan aspek kepentingan sebagai sebuah kawasan bisnis.
Sedangkan Arsitek Thoat Fauzi menyarankan agar Telaga Kahuripan tidak hanya mengedepankan konsep lingkungan secara keseluruhan tapi juga memerhatikan fungsi hunian yang sehat. Sesuai tagline pengembang Telaga Kahuripan yakni “Kembali ke Alam Indonesia”. Di cluster tertentu, menurutnya, konsep rumah yang dihadirkan harus benar-benar mengadopsi nuansa resor.
Dijelaskan, konsep hunian yang ditawarkan di kawasan ini mempunyai desain menarik. Karena setiap unit memiliki sirkulasi udara sangat baik, ditambah lagi nuansa alami Telaga Kahuripan dan RTH yang sangat luas.
“Pandemi telah menggeser preferensi penghuni dalam memilih hunian, tidak lagi berdasarkan style atau trend tetapi lebih berorientasi pada hunian sehat dengan unsur alam,” papar Thoat.
Desain rumah sehat mengedepankan bukaan yang tepat dan optimal untuk menghadirkan pencahayaan dan penghawaan alami yang berkualitas. Pada akhirnya, jelas Thoat, hunian yang mendukung kesehatan penghuni mutlak harus berdampingan dengan alam.
“Alam ternyata sangat memengaruhi manusia baik dari sisi kognitif, psikologi dan fisik. Di sini pentingnya interaksi langsung ruang dengan alam,” ujarnya. (rin)