ProDaily, Jakarta – Riset yang dilakukan Boston Consulting Group (BCG) bekerjasama dengan startup Sampingan menyebutkan sektor bisnis harus menerapkan konsep bisnis berkelanjutan demi menekan laju perubahan iklim.
Riset Accelerating a Low Carbon Future: Bridging Intention and Action tersebut menunjukkan bahwa kesadaran konsumen Indonesia terhadap tanggung jawab lingkungan ternyata sudah cukup tinggi. Sekitar 77% konsumen Indonesia mengaku telah menyadari isu perubahan iklim, meskipun belum secara aktif mendalami isu tersebut dan melakukan perubahan gaya hidup.
Sekitar 50% konsumen sudah melakukan perubahan gaya hidup seperti mengurangi penggunaan plastik atau memilah sampah meskipun belum dilakukan secara konsisten. Berdasarkan riset, sebanyak 30% konsumen bersedia membayar hingga 10% lebih mahal dari harga asli untuk produk dan layanan yang rendah emisi karbon, bahkan seperlima dari responden bersedia membayar hingga 50% lebih mahal dari harga asli.
“Berbagai komitmen baik itu di tingkat internasional maupun nasional perlu ditindaklanjuti dengan tindakan yang nyata jika kita benar-benar ingin melakukan transisi ke ekonomi yang rendah karbon dan ramah lingkungan, “ tutur Managing Director & Partner, Head of Boston Consulting Group Indonesia, Haikal Siregar dalamketerangannya, Selasa (26/4/2022).
CEO and Co-Founder of Sampingan, Wisnu Nugrahadi mengatakan, hasil survei tersebut memungkinkan untuk mendapatkan informasi tentang kesenjangan yang ada antara kesadaran akan emisi karbon yang dapat menyebabkan perubahan iklim serta tindakan yang dilakukan untuk menurunkannya.
“Dalam riset ini, kami bersama Boston ConsultingGroup kami juga merumuskan rekomendasi tentang bagaimana sektor bisnis dan konsumen dapat menjadi bagian dari solusi perubahan iklim,” ujar Wisnu.
Survei riset dilakukan secara online dengan 600 responden yang tersebar di delapan provinsi di Indonesia yang mencakup Jabodetabek, Bandung, Medan, Denpasar, dan daerah pedesaan di Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Riau, dan Jawa Timur.
Partisipasi Aktif
Berdasarkan riset ini, diperlukan partisipasi aktif konsumen untuk dapat memperhatikan penggunaan produk dan energi yang lebih ramah lingkungan, dan juga menyebarkan informasi tentang perubahan iklim ke lingkungan sekitarnya.
Dalam riset ini juga ditemukan bahwa penanganan perubahan iklim yang efektif tidak cukup hanya melalui perubahan pola konsumsi konsumen, tetapi juga produksi. Untuk itu, dibutuhkan peran besar dari pebisnis untuk mencapai emisi rendah karbon.
Laporan riset ini juga dilengkapi dengan sejumlah rekomendasi tentang bagaimana pebisnis dapat berkontribusi dalam masalah perubahan iklim. Beberapa di antaranya adalah transformasi bisnis untuk menanamkan konsep keberlanjutan; mengedukasi konsumen tentang penerapan konsep keberlanjutan; dan mengeksplorasi inisiatif green business. (aps)